Rumah yang sehat tidak cukup hanya dengan tampak bersih dan indah, tetapi juga bebas dari bahan-bahan beracun.
Kesehatan dimulai dari rumah. Kalau rumahnya sehat, niscaya penghuninya juga sehat
Berbagai riset menunjukkan bahan kimia beracun dengan mudah ditemukan di sekitar rumah, mulai dari cat hingga karpet.
Canadian Partnership for Children's Health and Environment (CPCHE) menyebutkan paparan zat kimia bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada anak, seperti asma, kanker, gangguan perkembangan, serta cacat lahir. Untuk itu, CPCHE mengeluarkan 5 rekomendasi untuk mengurangi paparan racun di rumah.
1. Membersihkan debu
Rutinitas untuk membersihkan debu di perabot di rumah Anda merupakan hal yang baik, dengan lap basah merupakan cara yang murah dan tepat karena debu merupakan sumber utama paparan toksik. Membersihkan debu dengan lap kering tidak dianjurkan karena akan bersirkulasi kembali ke udara.
"Debu rumah adalah sumber utama paparan zat beracun di rumah, termasuk timbal meski dalam kadar sangat rendah," kata Bruce Lanphear, pakar kesehatan lingkungan anak dari Simon Fraser University, Kanada.
Selain itu, juga disarankan melepas sepatu/alas kaki saat akan masuk ke rumah untuk meminimalkan jumlah debu dan bahan kimia berbahaya yang masuk ke rumah. Menyimpan mainan anak dalam satu wadah tertutup juga membantu mengurangi jumlah debu.
2. Pembersih ramah lingkungan
CPCHE merekomendasikan untuk beralih pada pembersih yang bersifat non-toksik. Misalnya, memakai baking soda untuk membersihkan bak cuci piring atau tub. Asam cuka yang dicampur dengan air juga menjadi formula jitu untuk membersihkan berbagai permukaan, termasuk kaca jendela dan lantai.
Para ilmuwan mengatakan mengkilapkan tidak diperlukan untuk pekerjaan membersihkan rumah. Selain itu pengharum ruangan juga sebaiknya dihindari.
Canadian Partnership for Children's Health and Environment (CPCHE) menyebutkan paparan zat kimia bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada anak, seperti asma, kanker, gangguan perkembangan, serta cacat lahir. Untuk itu, CPCHE mengeluarkan 5 rekomendasi untuk mengurangi paparan racun di rumah.
1. Membersihkan debu
Rutinitas untuk membersihkan debu di perabot di rumah Anda merupakan hal yang baik, dengan lap basah merupakan cara yang murah dan tepat karena debu merupakan sumber utama paparan toksik. Membersihkan debu dengan lap kering tidak dianjurkan karena akan bersirkulasi kembali ke udara.
"Debu rumah adalah sumber utama paparan zat beracun di rumah, termasuk timbal meski dalam kadar sangat rendah," kata Bruce Lanphear, pakar kesehatan lingkungan anak dari Simon Fraser University, Kanada.
Selain itu, juga disarankan melepas sepatu/alas kaki saat akan masuk ke rumah untuk meminimalkan jumlah debu dan bahan kimia berbahaya yang masuk ke rumah. Menyimpan mainan anak dalam satu wadah tertutup juga membantu mengurangi jumlah debu.
2. Pembersih ramah lingkungan
CPCHE merekomendasikan untuk beralih pada pembersih yang bersifat non-toksik. Misalnya, memakai baking soda untuk membersihkan bak cuci piring atau tub. Asam cuka yang dicampur dengan air juga menjadi formula jitu untuk membersihkan berbagai permukaan, termasuk kaca jendela dan lantai.
Para ilmuwan mengatakan mengkilapkan tidak diperlukan untuk pekerjaan membersihkan rumah. Selain itu pengharum ruangan juga sebaiknya dihindari.
Untuk mencuci, pilih deterjen bebas parfum dan menghindari pengering seprai karena pewangi dalam produk ini bisa mengandung bahan kimia berbahaya.
3. Renovasi rumah dengan tepat
Proyek renovasi rumah bisa menjadi sumber paparan racun untuk anak-anak dan ibu hamil karena bahan-bahan yang dipakai dalam cat, pendempul, atau lem bisa menebarkan gas beracun.
Idealnya memang untuk sementara Anda sekeluarga pindah dari rumah yang sedang direnovasi. Namun jika renovasi hanya sebagian, disarankan untuk menutup area yang direnovasi dengan rapat untuk menghindari debu dan zat berbahaya lainnya.
4. Hati-hati memilih plastik
CPCHE menyarankan untuk mengabaikan label microwave-safe dan jangan pernah menaruh wadah plastik atau pembungkus plastik di dalam microwave karena bahan kimia berbahaya akan larut dari plastik ke dalam makanan.
Tempatkan makanan di dalam wadah beling atau keramik dan hanya konsumsi makanan segar sebisa mungkin. Bahan-bahan kimia dalam plastik, terutama bisphenol-A (BPA) sudah terbukti berbahaya karena mengganggu perkembangan otak dan fungsi hormon.
Selain itu, disarankan juga untuk menghindari produk mainan yang mengandung PVC (vinyl), terutama jika anak masih suka menggigit. Bahan kimia ini mengandung phthalates, yang sudah dilarang digunakan dalam mainan anak di Amerika sejak Juni 2011.
5. Mengurangi merkuri
Merkuri adalah bahan metal yang bersifat toksik pada otak. Bahan ini sering ditemukan pada beberapa jenis ikan dan kerang. Karena itu, berhati-hatilah memilih ikan, terutama dari perairan yang tercemar.
3. Renovasi rumah dengan tepat
Proyek renovasi rumah bisa menjadi sumber paparan racun untuk anak-anak dan ibu hamil karena bahan-bahan yang dipakai dalam cat, pendempul, atau lem bisa menebarkan gas beracun.
Idealnya memang untuk sementara Anda sekeluarga pindah dari rumah yang sedang direnovasi. Namun jika renovasi hanya sebagian, disarankan untuk menutup area yang direnovasi dengan rapat untuk menghindari debu dan zat berbahaya lainnya.
4. Hati-hati memilih plastik
CPCHE menyarankan untuk mengabaikan label microwave-safe dan jangan pernah menaruh wadah plastik atau pembungkus plastik di dalam microwave karena bahan kimia berbahaya akan larut dari plastik ke dalam makanan.
Tempatkan makanan di dalam wadah beling atau keramik dan hanya konsumsi makanan segar sebisa mungkin. Bahan-bahan kimia dalam plastik, terutama bisphenol-A (BPA) sudah terbukti berbahaya karena mengganggu perkembangan otak dan fungsi hormon.
Selain itu, disarankan juga untuk menghindari produk mainan yang mengandung PVC (vinyl), terutama jika anak masih suka menggigit. Bahan kimia ini mengandung phthalates, yang sudah dilarang digunakan dalam mainan anak di Amerika sejak Juni 2011.
5. Mengurangi merkuri
Merkuri adalah bahan metal yang bersifat toksik pada otak. Bahan ini sering ditemukan pada beberapa jenis ikan dan kerang. Karena itu, berhati-hatilah memilih ikan, terutama dari perairan yang tercemar.
6. Cat Dinding
Gunakan cat berbahan dasar susu, air atau tanah liat. Cat susu, campuran dari protein susu, kalsium, batu kapur, tanah liat, dan pigmen pewarna dari tumbuhan dan buah-buahan, tidak beracun, karena hasilnya sangat bagus dan mahal tidak disarankan untuk eksterior hanya digunakan untuk kayu mentah agar lebih indah.
FORMALDEHIDA (Formaldehide)
merekatkan potongan kayu lapis (playwood), particle board, cat dan produk sampingan dari proses pembakaran kayu, alat rumah tangga berbahan bakar gas dan asap rokok. Formaldehyde sangat jahat, bagi orang yang peka terhadap bahan kimia jenis ini. Mereka yang berbakat alergi, tentu rentan terpapar bahan kimiawi yang dekat dengan keseharian manusia. Tak jarang serangan asma atau alergi, mendadak muncul, selain kemungkinan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan serta mengakibatkan pusing. Dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kanker.
TRICHLOROETHYLENE
Zat yang biasanya disingkat dengan TCE ini biasanya dicampur dengan larutan tinta dan tip-x pelapis dinding furniture seperti cat dan vernis. dalan konsentrasi rendah bisa menyebabkan kepala terasa sakit, pusing, paru-paru teritasi dan sulit konsentrasi bila tercium terus menerus bisa mengakibatkan kerusakan pada ginjal liver dan syaraf
BENZANA
Saat benzana tercium, zat ini akan masuk ke sel-sel darah dan lama kelamaan merusak sumsum tulang balakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbul penyakit anemia. Efek lain kekebalan tubuh akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi.Kandungan Benzana yang tinggi bisa mempercepat detak jantung, badan menjadi gemetaran, gelisah bahkan bisa mengakibatkan kehilangan kesadaran dan kematian. Pada wanita zat ini berakibat buruk pada siklus menstruasi . Benzana biasanya dipakai dalam industri plastik. Karenanya benda-benda yang terbuat dari plastik kemungkingan mengandung zat ini.
Pilihan lainnya, cat bioshield yang dibuat khusus untuk anak-anak yang berbakat alergi. Setelah pengecatan, pastikan cat sudah betul-betul kering dengan sempurna, dengan kisaran waktu 3 hari atau satu minggu, baru ditempati rumah tersebut.
7. Furniture Kayu
Pilih kayu solid atau steel. Jika terpaksa harus menggunakan tripleks atau kayu partikel, pastikan furniture sudah kering sempurna ketika digunakan. Jangan melukai tripleks atau kayu partikel (bongkar pasang paku, dll) karena paparan zat formaldehid dapat terjadi jika paru-paru kayu terbuka.
8. Dapur
Batasi peralatan yang menggunakan teflon. Saat bereaksi dengan panas dan api yang dihasilkan oleh kompor gas, senyawa perfluorooctanoic acid (PFOA) dapat memicu kanker. Untuk mengurangi resiko, letakkan kompor di lokasi yang dekat dengan ventilasi udara.
9. Wallpaper
Pilih yang berbahan kertas dan hindari penggunaan lem yang mengandung arsenik. Disinyalir lem yang mampu menghasilkan gelatin tersebut menyuburkan jamur. Dalam kelembaban tinggi, jamur tersebut dapat berkembang subur dan menghasilkan gas berbahaya.
10. Tanaman
Letakkan tanaman di dalam ruangan untuk meminimalisir karbondioksida. Sebaiknya ketika malam keluarkan tanaman tersebut, karena justru pada saat malam menghasilkan karbondioksida. Gunakan pupuk kompos atau hindari pupuk kimia.
11. Garasi atau carport
Jangan memanaskan mesin mobil di dalam garasi (knalpot menghadap rumah), agar karbonmonoksida dan timbal yang terkandung dalam asap tidak masuk ke dalam rumah. Selalu hadapkan knalpot mobil ke arah luar rumah!
sumber : dechacare.com,tipskeluargaharmonis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar