Senin, 17 Agustus 2009

Struktur Bambu, Kuat apa Tidak. ?

Anda semua tahu bambu..?
tentu tidak ada yang tidak tahu bambu, Keberadaan bambu di Indonesia seperti butiran pasir dipantai, banyak tapi tidak begitu berharga. Kurangnya pemanfaatan dalam dunia konstruksi/arsitektur menyebabkan bambu menjadi komoditas yang dipandang sebalah mata, padahal dengan porsi penggunaan yang tepat material bambu ini bisa memberi sentuhan yang culup menarik.

Akibat tidak ada pengembangan maka bambu jadi tidak menarik sehingga masyarakat tidak menyukainya. Akhirnya bambu sebagai material lokal posisinya semakin terpinggirkan. Hal ini tentu menyedihkan, mengingat persediaan bambu di Indonesia sangat melimpah, namun sebenarnya kita masih belum optimal dalam memanfaatkannya.

Pemanfaatan bambu harus didukung oleh upaya reboisasi dan pengelolaan yang ramah lingkungan. Kita sangat berkepentingan untuk menjaga ketersediaan bambu, tidak hanya untuk kebutuhan produksi, juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan  kualitas lingkungan. Bambu menghasilkan biomassa tujuh kali lipat dibanding hutan pepohonan. Selain itu rumpun bambu berperan dalam mencegah erosi karena dapat memperkuat ikatan partikel dan menahan pengikisan tanah. Karenanya, pemanfaatan bambu harus diintegrasikan dengan upaya pelestarian agar bambu tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik.

Bambu memiliki kekuatan yang dapat dipersaingkan dengan baja. Karena kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan bangunan tahan gempa. Sayangnya, selama ini kekuatan bambu belum diimbangi dengan teknik sambungan yang kuat. Paduan antara kekuatan, kejelian arsitek, dan keampuhan bahan pengawet  menghasilkan konstruksi yang kuat, tahan gempa, indah, dan awet hingga puluhan tahun.
Dari berbagai penelitian, struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan. Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban (baik beban tekan/tarik, geser, maupun tekuk). kuat tekan bambu (yang berkualitas) sama dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada kayu. Bahkan dengan kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan beton.

Pada konstruksi bambu biasanya digunakan baut 12 mm dan ijuk ( lebih populer ) untuk menyambung antar bambu.

Sambungan dengan baut harus terlihat rapi dan bersih sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus . Untuk memasang bautnya, bambu dibor terlebih dahulu, kemudian baut dimasukkan ke bambu dan diberi mur, ( Pasang murnya jangan terlalu keras supaya bambu tidak pecah), Berbeda dengan kayu, adanya rongga pada bambu membuatnya harus diperlakukan khusus agar tidak mudah pecah. Sambungan dengan baut menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa (karena konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa). Ini masih ditambah lagi dengan bobotnya yang ringan sehingga berat keseluruhan struktur tidaklah besar. Ini merupakan kelebihan lain dari konstruksi bambu.
Sambungan dengan kombinasi pasak dan ijuk, type sambungan yang tidak kaku, yakni memakai kombinasi paku/pasak bambu yang diikat ijuk. Dengan teknik pengikatan tertentu, ijuk sangat baik untuk mengikat sambungan struktur bambu. ikatan ijuk bagus dalam menahan beban ke samping. Selain ijuk, rotan juga dapat sebagai pengikat sambungan. Namun, karena tidak sekuat ijuk, maka ikatan rotan biasanya hanya dipakai di interior.

Tabel Jenis Bambu untuk Bangunan
Fungsi
Jenis Bambu
Diameter
Kolom struktur ( tiang penyangga )

Betung/petung 
14—15 cm
Kuda-kuda
Gombong/andong
12 cm
Gording / blandar
 bambu Legi

10 cm
Kasau
Tali/apus

6 cm
Reng
Tali/apus
6 cm (dibelah 2)
Dinding (utuh atau anyaman)
Tali/apus, bambu hitam

6 cm
sumber : kompas.com ( 1 maret 2008 )

Minggu, 16 Agustus 2009

Rumah adat Jawa Tengah

 






Rumah adat jawa tengah sangat beragam sekal disini saya akan mencoba memberi ilustrasi secara umum.
Ilmu yang mempelajari seni bangunan oleh masyarakat Jawa biasa disebut Ilmu Kalang atau disebut juga Wong Kalang.Yang merupakan bangunan pokok dalam seni bangunan Jawa ada 5 (lima) macam, ialah :


  • Panggang-pe, yaitu bangunan hanya dengan atap sebelah sisi
Type dan sub type Panggang Pe : Pokok, Trajumas, Kios, Gedhang, Cere Gancet, Empyak Setangkep, dan Barengan.
  • Kampung, yaitu bangunan dengan atap 2 belah sisi, sebuah bubungan di tengah saja.
Type dan sub type Kampung : Pokok, Trajumas, Gedhang Selirang, Sinom, Apitan, Gajah, Gotong Mayit, Cere Gancet, Dara Gepak, Baya Mangap, Pacul Gowang, Srontongan, Klabang Nyander, Jompongan, Semar, dan Lambang Teplok.
  • Limasan, yaitu bangunan dengan atap 4 belah sisi, sebuah bubungan de tengahnya.
Type dan sub type Limasan : Enom, Ceblokan, Cere Gancet, Gotong Mayit, Semar, Empyak Setangkep, Bapangan, Klabang Nyander, Trajumas, Lambang, Sinom, dan Apitan.
  • Joglo atau Tikelan, yaitu bangunan dengan Soko Guru dan atap 4 belah sisi, sebuah bubungan di tengahnya.
Type dan sub type Joglo : Tawon Goni, Ceblokan, Jompongan, Pangrawit (terdiri dari Hageng, Lambang Gantung, dan Mangkurat), Lambang sari, Kepuhan (terdiri dari Lawakan, Limolasan, dan Kepuhan Apitan), Apitan, Wantah, Sinom, dan Trajumas.
  • Tajug atau Masjid, yaitu bangunan dengan Soko Guru atap 4 belah sisi, tanpa bubungan, jadi meruncing.
Type dan sub type Tajug/Masdjid: Tawon Goni, Ceblokan, Lawakan, Lambang, dan Semar.



  Masing-masing bentuk berkembang menjadi beraneka jenis dan variasi yang bukan hanya berkaitan dengan perbedaan ukurannya saja, melainkan juga dengan situasi dan kondisi daerah setempat.
Dari kelima macam bangunan pokok rumah Jawa ini, apabila diadakan penggabungan antara 5 macam bangunan maka terjadi berbagai macam bentuk rumah Jawa. 

Sebagai contoh : gedang selirang, gedang setangkep, cere gencet, sinom joglo lambang gantung, dan lain-lain.



Semoga sedikit tulisan ini bisa bermanfaat.
Selamat berkreasi...!



Rumah Adat Kudus



Rumah Adat Kudus merupakan salah satu rumah tradisional yang mencerminkan akulturasi kebudayaan masyarakat Kudus. Rumah Adat Kudus memiliki atap berbentuk joglo pencu, dengan bangunan yang didominasi seni ukir empat dimensi khas Kota Kudus yang merupakan perpaduan gaya seni ukir dari budaya Hindu, Persia (Islam), Cina, dan Eropa.
Rumah ini diperkirakan mulai dibangun pada tahun 1500-an M dengan bahan baku utama (95%) dari kayu jati berkualitas tinggi dengan sistem pemasangan knock-down ( bongkar pasang tanpa paku )



keistimewaan
Rumah Adat Kudus tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya yang didominasi dengan seni ukir kualitas tinggi, tetapi juga pada kelengkapan komponen-komponen pembentuknya yang memiliki makna filosofis berbeda-beda.


Pertama
bentuk dan motif ukirannya mengikuti pola (binatang sejenis laba-laba berkaki banyak), gajah penunggu, rangkaian bunga melati, motif ular naga, buah nanas (sarang lebah), motif burung, dan lain-lain.




Kedua

tata ruang rumah adat yang memiliki jogo satru ruang tamu dengan soko geder/tiang tunggal sebagai simbol bahwa Allah SWT bersifat Esa/Tunggal. Bagian ini berfungsi sebagai pengingat bagi penghuni rumah agar senantiasa beriman dan bertakwa kepada-Nya.




Ketiga
gedhongan senthong/ruang keluarga yang ditopang empat buah soko guru/tiang penyangga. Keempat tiang tersebut adalah simbol yang memberi petunjuk bagi penghuni rumah supaya mampu menyangga kehidupannya sehari-hari dengan mengendalikan empat sifat manusia: amarah (dorongan untuk melakukan kemaksiatan), lawwamah (dorongan mengkoreksi diri sendiri), shofiyah (kelembutan hati), mutmainnah (dorongan untuk berbuat kebajikan).

Keempat

pawon/dapur di bagian paling belakang bangunan rumah.

Kelima

pakiwan (kamar mandi) sebagai simbol agar manusia selalu membersihkan diri baik fisik maupun ruhani.

Keenam

tanaman di sekeliling pakiwan, antara lain: pohon belimbing, yang melambangkan lima rukun Islam; pandan wangi, sebagai simbol rejeki yang harum/halal dan baik; bunga melati, yang melambangkan keharuman, perilaku yang baik dan budi pekerti luhur, serta kesucian.

Ketujuh
tata letak rumah yang menghadap ke arah selatan mengandung makna agar si pemilik rumah seolah-olah tidak "memangku" Gunung Muria (yang terletak di sebelah utara), sehingga tidak memperberat kehidupannya sehari-hari.


Tatacara perawatan yang dilakukan Rumah Adat Kudus juga merupakan kekhasan tersendiri yang mungkin tidak bisa dijumpai di tempat-tempat lain.
Jenis bahan dasar yang digunakan untuk merawat Rumah Adat Kudus adalah ramuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman empiris yang diwariskan secara turun-temurun, yaitu ramuan APT (Air pelepah pohon Pisang dan Tembakau) dan ARC (Air Rendaman Cengkeh). Dengan mengoleskannya secara berulang-ulang, ramuan ini terbukti efektif mampu mengawetkan kayu jati, sebagai bahan dasar Rumah Adat Kudus dari serangan rayap dan juga membuat permukaan kayu menjadi lebih bersih dan mengkilap.

Perkembangan Design Rumah

Desain rumah dewasa ini ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Kita bisa mendapati berbagai jenis desain rumah modern yang berkembang di masyarakat dewasa ini, antara lain desain modern rumah minimalis, modern, mediterania, klasik dan sebagainya.

Hal ini merupakan keharusan sesuai perkembangan jaman, kita semakin menyadari bahwa peran desain dan jasa desain arsitek sangat berpengaruh bagi keindahan desain rumah kita.

Desain rumah modern bergaya minimalis adalah yang perkembangannya sangat pesat akhir-akhir ini. Saat ini banyak orang menghendaki menggunakan gaya minimalis rumah modern untuk mengikuti mode. Biasanya kalangan yang tertarik untuk menggunakan rumah modern gaya minimalis adalah dari mereka yang masih berjiwa muda. Para ekalangan ksekutif muda menyukai desain modern gaya minimalis dari jasa desain rumah, karena gaya yang ini dianggap praktis & dapat mewakili gaya hidup modern mereka.

Pada prinsipnya, gaya minimalis bukanlah sebuah gaya arsitektur saja, namun dibalik itu, gaya ini memiliki jawaban atas tantangan jaman yaitu mendapatkan ‘hasil maksimal dari sesuatu yang minimal’. Bisa jadi ini merupakan dana pembangunan yang minim, atau gaya hidup yang diminimalkan. Seringkali gaya ini dipakai karena keterbatasan dana, namun menjadi sangat menarik karena dengan keterbatasan ini kita masih dapat mengikuti mode trend arsitektur terkini.

Simak saja, tampilan rumah dan desain kantor tanpa ornamen berlebihan, memakai bahan-bahan material yang diekspos sehingga terkesan jujur dalam penampilannya, tidak berlebihan. Bila dicari ibaratnya, seperti seorang eksekutif muda yang hendak pergi kekantor, dengan pakaian elegan yang tidak berlebihan, bersih dan praktis. Namun karena hal ini merupakan mode, maka kita masih merasa ‘memiliki bagian’ dari mode yang sedang berkembang saat ini.

Gaya desain minimalis pada intinya merupakan suatu jawaban atas keadaan yang dicetuskan oleh orang-orang yang menganut paham minimalisme/sederhana sebagai protes atas keadaan masyarakat yang tidak menghargai sumber daya alam dengan mengeksploitasi habis-habisan sumber daya alam untuk hal-hal yang tidak perlu dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan minimalisme ini merupakan gerakan ‘back to basic’ atau kembali kepada kesederhanaan.

Meskipun demikian, dalam desain rumah bergaya minimalis, kita perlu memperhatikan kesesuaiannya dengan iklim. Karena gaya minimalis merupakan gaya modern yang sangat sederhana dan berasal bukan dari negeri kita, kita perlu memperhatikan faktor-faktor iklim tropis seperti hujan dan panas matahari, antara lain dengan membuat rumah kita bisa berhadapan dengan tampias matahari ataupun panas yang menyengat.
 
Sumber : http://backrest.wordpress.com/

Rumah kecil dan nyaman

Rumah mungil/kecil merupakan alternatif dengan adanya keterbatasan dana dan lahan yang di alokasikan untuk pembangunan rumah, namun demikian bukan tidak mungkin bila faktor efisiensi yang menjadi dasar pemikiran dalam pembangunan rumah mungil.

Sekecil apapun rumah yang kita tempati, namun yang terpenting dengan design yang baik akan membuat kita merasa nyaman untuk tinggal di dalamnya. Bahkan dengan keterbatasan ruang yang dimiliki justru akan mendorong kita untuk dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan dan mendesain setiap sudut ruang.

Bila memang alasan kedua yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan rumah mungil, ada baiknya bila kita mempertimbangkan lagi beberapa faktor agar rumah yang akan kita tempati bisa menjadi nyaman bagi keluarga kita sendiri.

Taman Rumah

Taman merupakan bagian yang kurang diperhatikan oleh kebanyakan masyarakat kita, padahal dengan kondisi lahan rumah yang kecil dengan design yang tepat, maka akan terlihat manis .
pada lahan sempit kita bisa tanami dengan tanaman-tanaman hidup yang dibuat rendah dengan ketinggian 30 - 50cm. Agar halaman rumah terkesan luas, maka komposisi tanaman-tanaman ini dapat ditarik ke arah bagian tepi.

Sebagai peneduh dari sinar matahari dapat digunakan pohon yang dengan spesifikasi kecil langsing contohnya palm berukuran sedang di lengkapi dengan lampu taman dengan bentuk yang unik sekaligus sebagai eye cather. Dengan demikian hawa panas dari luar rumah dapat tersaring oleh hijauan taman didepan rumah.

Tata Ruang

Dengan kondisi rumah yang kecil, maka memaksa kita untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan dan mendesain setiap sudut ruang. Umumnya rumah mungil terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, ruang makan dan dapur. Untuk dapat memanfaatkan setiap ruangnya maka, selain kamar tidur dan kamar mandi ada baiknya ruang-ruang itu tidak di batasi oleh dinding massif ( bisa digunakan dinding partisi ).

Untuk memberi kesan luas pada ruang tamu dapat digunakan warna-warna yang terang namun lembut, seperti warna blue sky, off white. Warna ini dapat dipadukan dengan sofa yang bergaya modern dengan warna-warna yang cerah.
Pada bagian ruang makannya bisa menggunakan meja bundar dengan 2 kursi, dimana ruang makan ini berhubungan langsung dengan dapur.

Ruang tidur utama dengan jendela yang berhubungan dengan ruang terbuka dibelakang, hal ini bertujuan agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan seimbang. Dan ruang tidur yang lainnya berhubungan dengan halaman depan.
Dengan tempat tidur bertingkat agar lebih menghemat ruang.

Kesemua unsur ditata dan di desain sesuai dengan kebutuhan kita, sehingga tidak ada ruang yang terbuang dengan percuma dan kitapun dapat tinggal dengan nyaman di rumah mungil kita.


Sumber : http://backrest.wordpress.com/

Kamis, 13 Agustus 2009

Rumah Gadang



Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau, provinsi Sumatra Barat.



Rumah ini memiliki keunikan bentuk arsitektur yaitu dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau dibuat dari bahan ijuk.
Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan Rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi.

Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjuang (anjung) sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, karena itu rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang. Anjuang pada keselarasan Bodi-Chaniago tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya, sedangkan untuk golongan kesalarasan Koto-Piliang memakai tongkat penyangga. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, salah satu golongan menganut prinsip pemerintahan yang hirarkies menggunakan anjuang yang memakai tongkat penyangga, pada golongan lainnya anjuang seolah-olah mengapung di udara.


Senin, 10 Agustus 2009

Konsep Awal

Keinginan untuk mempunyai rumah tinggal yang sehat, nyaman dan indah adalah impian semua orang.
Ada beberapa kriteria yang harus dipikirkan dalam melakukan perencanaan rumah tinggal :
  • Ketersediaan lahan
  • Konsep yang diinginkan
  • Perkiraan biaya yang dibutuhkan
Ketersediaan lahan
Hal ini meliputi lokasi tanah yang akan digunakan, dalam merencanakan rumah tinggal harus dipertimbangkan mengenai kondisi lingkungan sekitar yang ada, karena kenyamanan juga terkait dengan lingkungan contohnya:
  • Lokasi dekat pertokoan; lokasi ini kurang cocok untuk digunakan sebagai rumah tinggal karena kondisi sekitar yang kurang memasyarakat dan cenderung ramai dengan lalu lintas baik orang, barang maupun kendaraan
Konsep yang diinginkan
Hal ini terkait dengan penataan lahan yang ada sehingga kebutuhan anda nantinya dapat terpenuhi, contohnya :

tata ruang/ketersediaan ruang yang diinginkan, dengan tata ruang yang baik anda bisa merasakan kenyamanan dalam rumah anda, ruang minimal yang harus ada meliputi :
  1. ruang tamu
  2. ruang keluarga
  3. ruang makan
  4. ruang tidur utama
  5. ruang tidur anak
  6. dapur
  7. KM/WC
  8. garasi
  9. gudang
  10. taman
  11. sanitasi
ke sebelas point tersebut harus tertata dengan baik, dimana sirkulasi udara, tata cahaya, penempatan parabotan yang direncanakan bisa tertata dengan tepat.
Untuk langkah selanjutnya anda tinggal menentukan model yang anda inginkan, hal ini meliputi :
  1. Model rumah
  2. tampak depan
  3. rencana atap
  4. Model pintu dan jendela
Perkiraan biaya yang dibutuhkan
Hal ini merupakan point yang harus anda kerjakan dengan cermat jangan sampai perkiraan yang anda buat tidak sesuai dengan apa yang telah anda impikan.
untuk itu ada tips dalam memperkirakan biaya umum yang dibutuhkan, yaitu :
  1. target; anda harus punya target, apakah akan dibangun dengan 1 kali pembiayaan atau bertahap
  2. kondisi keuangan anda; anda harus bisa merencanakan prioritas dalam pembiayaan dan juga pengaturan keuangan anda disesuaikan dengan kebutuhan dan penghasilan anda.

Rabu, 05 Agustus 2009

Tongkonan-rumah adat Toraja



Tongkonan adalah rumah adat Toraja.

Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan kayu. Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan
tempat tidur dan dapur. Bahkan tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat.