Kamis, 06 Januari 2011

Mengenal Batako sebagai pengganti dinding bata

Bahan teknik adalah bahan-bahan yang digunakan pada struktur bangunan, bahan yang digunakan untuk bangunan terdiri dari bahan-bahan atap, dinding dan lantai, bahan-bahan ini banyak dijumpai pada berbagai kayu dan logam serta batu, bata, batako, dan beton.
Salah satu bahan bangunan dalam pembuatan dinding dan lantai adalah batako yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun d
ari komposisi pasir, semen dan air.
Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata dan difokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding bangunan non struktural.
Bentuk dan pengertian dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari :



  1. Batu cetak yang berlubang (hollow block), Batako berlubang memiliki sifat penghantar panas yang lebih baik dari batako padat dengan menggunakan bahan dan ketebalan yang sama. Batako berlubang memiliki beberapa keunggulan dari batu bata, beratnya hanya 1/3 dari batu bata dengan jumlah yang sama dan dapat disusun empat kali lebih cepat dan lebih kuat
    untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. Di samping itu keunggulan lain batako berlubang adalah kedap panas dan suara.
  2. Batu cetak yang tidak berlubang (solid block)
  3. Serta mempunyai ukuran yang bervariasi.
  4. Supribadi menyatakan bahwa batako adalah “Semacam batu cetak yang terbuat dari campuran tras, kapur, dan air atau dapat dibuat dengan campuran semen, kapur, pasir dan ditambah air yang dalam keadaan pollen (lekat) dicetak menjadi balok-balok dengan ukuran tertentu”.
  5. Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (1982) pasal 6, “Batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab”.
  6. Menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”.
  7. Frick Heinz dan Koesmartadi berpendapat bahwa: ” Batu-batuan yang tidak dibakar, dikenal dengan nama batako (bata yang dibuat secara pemadatan dari trass, kapur, air)”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan abu ampas tebu sebagai bahan pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah lainnya (additive).
Kemudian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding, Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton (batako), persyaratan nilai penyerapan air maksimum adalah 25%

Batako merupakan batu cetak yang tidak dibakar, berdasarkan bahan bakunya
batako dibedakan menjadi 2, yaitu:

  1. Batako tras/putih, Batako putih terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air, sehingga sering juga disebut batu cetak kapur trass. Trass merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-batu yang berasal dari gunung berapi, warnanya ada yang putih dan ada juga yang putih kecokelatan. Ukuran batako trass yang biasa beredar di pasaran memiliki panjang 20 cm–30 cm, tebal 8 cm–10 cm, dan tinggi 14 cm–18 cm.
  2. Batako semen, dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dan model lebih beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini biasanya menggunakan dua lubang atau tiga lubang disisinya untuk diisi oleh adukan pengikat. Nama lain dari batako semen adalah batako pres, yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pres mesin dan pres tangan. Secara kasat mata, perbedaan pres mesin dan tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Di pasaran ukuran batako semen yang biasa ditemui memiliki panjang 36 cm–40 cm, tinggi 18 cm–20 cm dan tebal 8 cm–10 cm
Batako dan paving block yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75 : 20 : 5. Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986
Adapun proses produksi batako dan paving block adalah sebagai berikut :


  1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin/manual.
  2. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk/manual dan setelah rata ditambahkan air.
  3. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang rata dan siap dipakai.
  4. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako/paving block yang akan dibuat).
  5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.
  6. Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.
  7. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.
  8. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi.

  • pengujian ukuran dan tampak luar;
  • pengujian daya serap, dan
  • pengujian kuat tekan
Keseluruhan proses produksi batako/ paving block sampai kepada pemasarannya dapat di gambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar